BATHARA SRIGATI adalah putra sulung Sanghyang Wisnu dengan permaisuri Dewi Srisekar/Dewi Sri Widowati. Ia mempunyai dua orang saudara kandung masing-masing bernama; Bathara Srinada yang turun ke Arcapada dan menjadi raja negara Wirata bergelar Prabu Basurata, dan Bathara Srinadi. Bathara Srigati juga mempunyai 15 orang saudara seayah lain ibu, putra-putri Dewi Pratiwi dan Dewi Sri Pujayanti. Diantara mereka yang dikenal adalah ; Bambang Sitija/Prabu Bomanarakasura yang menjadi raja di negara Surateleng, Dewi Siti Sundari, Bathara Bhisawa, Dewi Srihuna/Srihunon yang menikah dengan Bathara Brahmanaresi dan menurunkan trah Saptaarga, Dewi Srihuni dan Bathara Isnapura yang menurunkan Prabu Yudakalakresna, raja raksasa dari negara Dwarawati.
Bathara Srigati turun ke Arcapada dan menjadi raja di negara Purwacarita bergelar Prabu Sri Mahapungung. Ia menikah dengan Dewi Danawati dan mempunyai empat orang putra masing-msing bernama ; Dewi Sri, Sadana,Wandu dan Oya.
Bathara Srigati sangat sakti. Ia pernah dimintai bantuan ayahnya Sanghyang Wisnu yang menjadi raja di negara Medangkamulan bergelar Prabu Satmata, untuk membinasakan Prabu Watugunung raja negara Gilingwesi yang selain berani menyerang Suralaya juga telah bertindak keliru mengawini ibu kandung dan ibu tirinya.
Setelah lanjut usia dan merasa tidak mampu lagi mengendalikan roda pemerintahan, Prabu Sri Mahapunggung menyerahkan tahta kerajaannya kepada putra ketiga, yaitu Wandu yang setelah naik tahta kerajaan Purwacarita bergelar Prabu Srimahawan.
Bathara Srigati turun ke Arcapada dan menjadi raja di negara Purwacarita bergelar Prabu Sri Mahapungung. Ia menikah dengan Dewi Danawati dan mempunyai empat orang putra masing-msing bernama ; Dewi Sri, Sadana,Wandu dan Oya.
Bathara Srigati sangat sakti. Ia pernah dimintai bantuan ayahnya Sanghyang Wisnu yang menjadi raja di negara Medangkamulan bergelar Prabu Satmata, untuk membinasakan Prabu Watugunung raja negara Gilingwesi yang selain berani menyerang Suralaya juga telah bertindak keliru mengawini ibu kandung dan ibu tirinya.
Setelah lanjut usia dan merasa tidak mampu lagi mengendalikan roda pemerintahan, Prabu Sri Mahapunggung menyerahkan tahta kerajaannya kepada putra ketiga, yaitu Wandu yang setelah naik tahta kerajaan Purwacarita bergelar Prabu Srimahawan.